Sabar ?
Mungkin kita sudah sangat sering
mendengarnya. Ketika kita tertimba musibah, jatuh dari motor misalnya. Orang
yang menjenguk kita akan secara tidak langsung berbicara kepada kita, “yang
sabar ya. Mungkin lagi apes kamu. Lain kali yang lebih hati-hati lagi”. Ketika
ada sanak saudara yang sakit, orang yang menjenguk akan berbicara, “ yang sabar
ya. Semua penyakit pasti ada obatnya”. Ketika kita diberikan kegagalan, orang
yang mengetahui akan berbicara “yang sabar ya, sekarang kamu gagal tapi nanti pasti
akan berhasil. Jangan menyerah buat coba lagi”.
Sesering
itu kita mendengar kata sabar. Tapi apakah kita sudah melakukannya selama ini?
Kita sudah sabarkah selama ini? Kita sudah benar melaksanakan sabar sesuai
dengan ketentuan sabar yang sebenarnya? Mari kita tanya diri kita
masing-masing.
Sabar berasal
dari bahas Arab, “sobaro yasbiru” yang memiki arti menahan. Dari sisi istilah
sabar diartikan menahan segala sesuatu yang tidak disukai dan dibenci. Sabar
secara luas bisa diartikan menahan diri agar tidak mudah marah, berkeluh kesah,
bencu, dendam, tidak mudah putus asa, melatih diri dalam ketaatan dan
membentengi diri agar tidak berbuat keji dan maksiat. Nah gimana teman-teman
pembaca? Udah sabar belum sekarang?
Saya
bukan seorang yg ahli agama, yg tahu segalanya dan yang tidak punya dosa. Saya
juga makhluk biasa yang bisa salah. Dari beberapa bacaan yang saya baca, sabar
dalam islam ada 3 macam. Yang pertama sabar dalam ketaatan, sabar dalam
menghadapi musibah, dan sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat.
Yang pertama, sabar dalam ketaatan. Kenapa kita perlu sabar
dalam ketaatan ? taat berati kita senantiasa menjalankan segala perintahnya
sesuai dengan aturannya. Dalam perjalanan kita menjalani ketaatan sehari-hari
terus menerus pasti ada saja batu kerikil yang kita hadapi. Disini kita
memerlukan sabar dalam menghadapi segala kerikil yang kita hadapi. Misalnya
sabar menahan diri dari sifat malas untuk menjalani sholat tepat waktu, sabar
menjalankan puasa dengan menjaga lisan, hati dan pikirannya untuk turut iku
berpuasa, sabar dalam menuntut ilmu menghadapi setiap guru dengan watak
berbeda, segala pelajaran, tugas yang kita tidak sukai.
Yang kedua, sabar dalam menghadapi cobaan dan musibah. Satu
hal yang selalu saya ingat dan saya percayai bahwa Allah tidak akan menguji
hambanya diluar batas kemampuannya. Cukuplah kita berhusnudzon kepada Allah.
Maka sabar dan ikhlas adalah jawabannya. Segala sakit, perih, dan duka yang
kita rasakan akan menjadi hal yang indah nanti.
Yang ketiga, sabar dalam kemaksiatan. Kemaksiatan adalah hal
buruk yang dilarang. Kemaksiatan diluar terlihat menyenangkan dan menggiurkan. Namun,
kalau kita ingat dosa yang akan kita dapatkan seketika hal tersebut menjadi hal
yang mengerikan. orang-orang beriman diharuskan untuk menjaga dan menahan diri
dari segala bentuk maksiat dan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.
Beberapa dalil tentang sabar yang menurut saya sederhana
tapi mengena dan mempunyai makna yang dalam.
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar“. (QS. Al-Baqarah: 153)
“Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa“. (QS. Al-Baqarah: 177)
“Barangsiapa yang sabar akan disabarkan Allah, dan tidak ada pemberian Allah yang paling luas dan lebih baik daripada kesabaran“. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Malik dan Ad-Darimi)